SHOLAT IALAH TANGGA RUH
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..
Salam sejahtera bagi kita semua.
Kali ini saya akan membahas tentang salah satu rukun islam, yaitu Shalat. Namun
di artikel saya ini dijelaskan tentang sholat yang menjadi Tangga RUH yang
merindukan Allah SWT. Penasaran?? Langsung saja dibaca kawanku semua ;)
Shalat merupakan tali pengikat
ruhani yang sangat kuat antara seorang hamba dengan Penciptanya. Hubungan yang melambangkan
kehinadinaan hamba di hadapan Tuhannya dan keagungan Sang Khaliq di depan
hamba-Nya.
Shalat dengan gamblang menggambarkan
kekecilan seorang hamba dan kebesaran Allah. Salat adalah sarana munajat
mendekatkan diri kepada Allah.
Shalat adalah tangga ruh dan kalbu
orang-orang yang merindu Allah..Dengan salat mereka merajut malam di
mihrab-mihrab mahabbah dan syauq sambil bercengkerama penuh nikmat dengan
Tuhannya yang sedang membuka tirai-tirai langit bagi orang-orang yang sedang
istighfar dan munajat. Lambungnya segan berdekatan dengan kasur-kasur empuk.
Mereka berdoa pada Tuhannya dengan
air linangan air mata harap dan cemas Hati mereka terasa hangat tatkala
lambingan munajat mereka panjatkan di relung-relung malam yang senyap. mereka
menyibak awan dan gemintang dengan alunan panjang tasbih dan tahmid kepada
Tuhan. Mereka getarkan pintu-pintu langit munajat cinta yang senantiasa
bergelora di titian malam yang pendek..
Shalat adalah tiang agama dan
penyangga rusuk-rusuk dan organ-organ agama yang lain. Jika tiang utama hancur
maka kelumpuhan akan segera terjadi pada organ-organ yang lain. Jika tiang
utama ini melemah maka kehidupan agama tidak bisa diharapkan bergerak kembali.
Keletihan jiwa akan merasuk kelumpuhan ruhani akan menjadi epedemi.
Shalat sangat berpengaruh pada
pembentukan akhlak dan moralitas seseorang. Dia mampu menjadi imunisasi paling
manjur bagi pelakunya untuk terjauhkan dari semua kekejian dan kejahatan. Dia
menjadi obat paling mujarab yang menentramkan jiwa para pelakunya dan mampu
mencegah pelakunya untuk tidak terjebak dalam kerakusan dan ketamakan. Dia akan
mampu menjaga pelakunya untuk senantiasa bersikap rendah hati dan tawadhu’ di
hadapan siapa saja. Dia akan mampu mendongkrak harga diri pelakunya di hadapan
siapapun yang menyombongkan diri di hadapan Allah.
Shalat adalah munajat dan doa. Ia
adalah taubat dan inabah. Ia adalah tasbih dan istighfar, tahmid dan takbir
serta tahlil yang teramu dalam sebuah untaian prosesi indah menggapai nikmat
pertemuan dengan Kekasih.
Shalat menjadi terminal seorang
hamba dalam perjalanan hidupnya untuk sejenak bersuka-ria bertemu dengan
Tuhannya, Sang Maha Diraja. Dalam shalatlah mereka merasakan kenikmatan ruhani
dan jiwa yang sangat sensasional.. Bahkan ada yang mengatakan : Andaikata penduduk
bumi tahu kenikmatan yang kami rasakan saat kami salat, pastilah mereka akan
memenggal kepala kami dengan pedang-pedang nan tajam.
Dalam shalat, kita menyucikan-Nya,
bermunajat dengan firman-firman-Nya. Kita ruku’ dan sujud pada-Nya. Kita
renungi kembali asal penciptaan kita yang berasal dari tanah dan unsur-unsur
alam yang ada. Dari bahan tersebut, Dia melengkapi kita dengan kemauan dan
kekuatan sehingga kita mampu menyucikan, menjunjung, menahan tuntutan fisik dan
syahwat, meluruskan instink, menggelorakan kecenderungan menegakkan kesucian
dan berusaha melawan penyimpangan-penyimpangan yang mengarah pada kekejian dan
kejahatan.
Shalat merupakan sarana mendidik
jiwa dan memperbaharui semangat serta sebagai penyucian akhlak. Ia adalah tali
penguat pengendali diri, pelipur lara, penyejuk jiwa dan pengaman dari rasa
takut dan cemas. Ia akan menghancurkan kelemahan dan akan menjadi senjata ampuh
bagi mereka yang merasa terasingkan.
Shalat membersihkan jiwa dari
sifat-sifat buruk. Dia akan menyingkirkan dunia dari hati pelakunya dan akan
meletakkannya di telapak tangannya. Dia akan mencari dunia untuk dikendalikan
dan bukan dunia yang mengendalikan dirinya.
Shalat adalah kebun ibadah yang di
dalamnya penuh dengan segala yang menyenangkan dan menggembirakan. Ada takbir,
ada ruku’, ada berdiri, ada sujud, ada duduk dan tahiyyat yang di dalamnya
penuh dengan munajat. "Ia adalah cahaya yang ada di dalam hati seorang mukmin
dan nur yang akan memberikan penerangan kala mereka dikumpulkan di padang
mahsyar. Sebagaimana Rasulullah sabdakan : Shalat itu adalah cahaya" (HR.
Muslim).
Dengan shalat kita minta pertolongan
kepada Allah dengan segala kerendahan jiwa yang terekspresikan lewat ruku’ dan
sujud, yang terekam dalam semarak doa dan munajat.
"Dan mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk" (Al-Baqarah : 45).
Shalat akan terasa berat jika
kekhusyuaan kita demikian hampa, ia akan terasa beban jika kita tidak
merindukan pertemuan dengan Sanga Mahakasih. Sebaliknya salat akan terasa
nikmat bagi orang-orang yang khusyu’, bagi mereka yang menjadikan salat sebagai
tangga menuju pertemuan dengan Sang Khalik. Shalat yang benar akan senantiasa
mampu menjadi tameng dari maksiat-maksiat yang mungkin akan menenggelamkan
ruhani kita dan merubuhkan pilar keimanan kita, serta mematikan potensi
keihsanan kita :
Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. "Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Al-Ankabuut : 45).
Barang siapa yang menjaga shalatnya,
maka salat itu menjadi cahaya dan keterangan (bukti) serta penyelamat baginya
di hari kiamat (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
Meruyaknya kejahatan di tengah kita
bisa saja terjadi yang berupa pemyimpangan, kekejian kekotoran-kekotoran ruhani
sangat mungkin terjadi karena salat kita tidak lagi ada bobot nilai-nilai
ilahiyahnya. Shalat kita hanya berupa rangka-rangka dan gerak yang hampa
ruhani. Shalat kita laksana mayat yang tanpa ruh, shalat kita telah mati saat
kita melakukannya.
Ironi, jika peringatan rutin
peristiwa Isra' Mi'raj ya setiap tahun tidak melahirkan salat khusyu' yang
mampu menggetarkan nurani dan menembus hingga ke langit. Shalat yang hampa
kekhusyu'un dan hampa kerendahan hati akan melahirkan kehampaan-kehampaan baru
yang tiada henti.
Maka, sudah saatnyalah kita jadikan
shalat sebagai sumber cahaya yang akan menerangi perjalanan kita menuju Allah
Yang Maha Kuasa.
Dengan shalat jiwa kita menjadi
tentram, sejuk dan segar. Karena dalam shalat aliran ketentraman dari langit
terus mengalir. Tanpa henti.
Wallahu a'lam bishshawab,
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...
Sekian artikel dari saya, kalau ada
salah kata saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih yang
sudah
membaca artikel saya ini ;)
Alhamdulillah..
Wassalamualaikum Wr. Wb.
EmoticonEmoticon